Suatu hasil riset akan menjadi maksimal jika sudah dipatenkan dan hasilnya diaplikasikan untuk kehidupan sehari, bukan hanya sebatas purwarupa semata. Terlebih jika hasil penelitian tersebut merupakan inovasi maupun pengembangan dari produk tradisional. Seperti Elektronik Gamelan Kampus Udinus (E-Gamelanku) yang telah mendunia dengan tampil pada acara Hibah Seni dan dipentaskan di CYCU Taiwan di bulan Juni 2010 dan di Singapura pada bulan Juli 2010. Kini E-Gamelanku sering dijadikan partner oleh beberapa institusi dalam menyambut tamu kebudayaan, untuk lebih mengenalkan budaya Jawa. 

Baru-baru ini dinus diberi kehormatan untuk mengenalkan tentang gamelan tradisional sekaligus menunjukkan transformasinya menjadi E-Gamelan di gedung E Lantai 3. Sebanyak 15 orang mahasiswa yang hadir berasal dari berbagai negara, diantaranya Brazil, Germany, France, China, South Korea, Taiwan, Bahrain, Thailand dan Vietnam.

“Inilah salah satu cara kami untuk mendekatkan budaya asli Indonesia pada dunia. Terlebih E-Gamelanku ini adalah produk hasil penelitian mahasiswa dan dosen Udinus,  yang kemudian dikembangkan di berbagai platform seperti iOs, android, blackberry dan windows,” papar Dr. Pulung Nurtantio Andono, ST., M.Kom selaku Wakil Rektor 3 bidang Riset dan Kerjasama Udinus.

Tidak hanya untuk memperkenalkan saja, tim E-Gamelanku ini juga mempersilakan mahasiswa ini untuk mencoba langsung. Memainkan gamelan tradisional Jawa yang asli, dan kemudian memainkan versi E-Gamelanku di iPad.

“Tujuannya tentu saja untuk mempermudah penyebaran eksistensi budaya Indonesia. Mahasiswa dari berbagai negara ini dapat mengakses gamelan versi elektronik di gadget, dan memainkannya langsung saat pulang ke negara mereka masing-masing,” tambah Pulung.

Saat ini E-Gamelanku sudah sering mengisi berbagai acara baik di Semarang, mapun di kota lain seperti Solo dan Jogja. “Dari seluruh anggota E-Gamelanku ini, semuanya mahasiswa dan kami mengemban tugas mulia untuk nguri-nguri budaya Jawa, “ ujar Bonita Hardiyanti, Ketua E-Gamelanku bangga.

Julie Lagarde, 22 tahun, mahasiswa asal Perancis, nampak sibuk mengutak-atik sabak elektronik milik E-Gamelanku. “Saya suka seni, dan E-Gamelanku ini adalah inovasi mutakhir. Saya akan sering-sering memainkannya saat kembali ke negara saya, apalagi sudah bisa dimainkan dibermacam jenis gadget,” tandas Julie.

Selain dipersilakan memainkan E-Gamelanku, para mahasiswa ini juga dilatih menari Jawa oleh mahasiswa Udinus dari UKM Tari. Di akhir, sebagian mahasiswa dari berbagai negara ini memainkan E-GamelanKu, sebagian lagi menari dengan iringan lagu Goyang Semarang.(humas)