Usai ditetapkan calon walikota terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang pada 22 Desember 2015 lalu, Hendrar Prihadi mengunjungi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) pada Jumat (5/1) sore. Selain untuk menjalin komunikasi antara dirinya dengan sivitas akademika Udinus, kedatangannya juga untuk mendengar aspirasi dari kalangan akademisi.

 

Bertempat di ruang rapat gedung H Udinus, Hendi sapaan akrabnya datang didampingi oleh Kepala Bagian Pengolahan Data Elektronik (Kabag. PDE) Pemerintah Kota Semarang, Dr. Ir. Nana Storada, S.E., M.M. Keduanya langsung disambut hangat oleh Rektor Udinus Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., bersama para dosen dan perwakilan mahasiswa. “Selamat untuk mas Hendi semoga bisa amanah dalam mengemban tugas ke depan”, tutur Edi.

 

Kerjasama yang telah dijalin antara Udinus dengan Pemkot Semarang selama beberapa tahun ke belakang nampaknya akan terus ditingkatkan pada era kepemimpinan Hendi dalam lima tahun ke depan. Selain unggul di bidang IT, Udinus juga dikenal unggul dalam hal branding terhadap suatu organisasi. “Keunggulan Udinus itu mem-branding­ organisasi, jadi yang pertama kami minta tolong Udinus membantu branding kota ini”, ungkap Hendi.

 

Sisi pariwisata di Semarang menjadi salah satu bagian krusial yang perlu ditingkatkan branding-nya agar kunjungan wisatawan ke kota Lumpia ini semakin meningkat. Hal tersebut nyatanya diamini oleh Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo, M.M., Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Udinus. Ia mengungkapkan selama ini Semarang bukanlah tujuan utama dari wisatawan. Mayoritas dari mereka hanya sekedar mampir karena memang letak Semarang yang berada di titik tengah jalur pantura dari Jakarta ke Surabaya. “Kalau tujuan wisata sudah ada, tapi wisatawannya dikit. Katanya Semarang itu cuma untuk mampir saja”, tuturnya.

 

Hal senada juga diutarakan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Udinus, Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA, Ph.D. Pria yang pernah menjadi dosen Hendi ini menuturkan bahwa Semarang sesungguhnya bukanlah tujuan utama pariwisata. “Semarang itu bukan tujuan utama pariwisata”, ujarnya. Menanggapi dua pendapat tersebut, Hendi mengakui meskipun saat ini  Semarang memiliki beberapa lokasi wisata unggulan, namun dalam hal branding pariwisata dalam pelaksanannya belum maksimal. “Kita kalah di branding aktivitas wisata, lokasi wisata, dan hal-hal unik lain”, akunya.

Guna mengatasi permasalahan di bidang pariwisata tersebut, Hendi menargetkan ke depan ia akan terus melakukan optimalisai pariwisata baik dari sisi SDM maupun infrastruktur pendukung seperti jalan menuju lokasi wisata. “Kami akan optimalisasi dari sisi SDM-nya, jalur menuju tempat wisata juga akan ditingkatkan pastinya bisa dilalui oleh dua bus”, ungkap Hendi. (*humas)