Seiring perkembangan zaman, gairah masyarakat untuk membeli pakaian tidak hanya didasari untuk pemenuhan kebutuhan saja, namun paradigma itu sudah bergeser menjadi sebuah fashion style yang dari tahun ke tahun biasanya memiliki ciri khas masing-masing. Hal tersebut lantas ditangkap sebagai peluang usaha oleh Deva Rizky Surya Putra. Dia adalah alumni Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang merupakan owner sekaligus founder dari Argh Inspire, sebuah brand pakaian distro. Saat ini, ia sudah mempunyai outlet resmi di Jalan Sam Ratulangi No.71C, Kerten, Solo, dan di toko online-nya di arghinspire.com.

 

Perjalanan Deva dalam merintis usaha sudah dimulai kala ia masih duduk di bangku SMA pada 2008 silam. “Awalnya membuat jaket kelas. Berbagai SMA yang ada di Semarang dijajaki untuk menawarkan jasa pembuatan jaket,” kenang Deva akan perjuangannya, yang dijalani hingga memasuki bangku kuliah pada 2009. Alumni Sistem Informasi UDINUS angkatan 2009 ini masih membidik siswa SMA sebagai segmen jaket yang ia buat. Ia pun tak kesulitan ketika harus membagi waktu antara kuliah dengan usahanya tersebut. Usai kuliah, Deva lantas keliling SMA untuk menawarkan produknya, terlebih pada momen tertentu seperti kenaikan kelas atau ketika ada study tour. Pengalaman menerima pesanan pembuatan jaket selama hampir dua tahun itulah yang membuat pria yang semasa kuliah juga aktif di UKM Dian Nuswantoro Computer Club (DNCC) ini mulai memahami macam-macam bahan pakaian, jenis-jenis sablon, hingga akhirnya ia belajar membuat desain pakaian sendiri. Pada Juni 2010, bersama sang kakak, ia memutuskan untuk membuat brand sendiri. Nama ARGH INSPIRE akhirnya dipilih menjadi brand dari pakaian yang ia produksi. “Brand ini terinspirasi dari nama anak sang kakak, yakni Arya Ghavrian. Lantas diambil huruf ARGH dan dimaknai sebagai Art and style, Resonance, Glory, dan Happines,” tuturnya.

 

Sejak itulah Deva mulai melebarkan sayap usahanya, jika dulu ia hanya membidik siswa SMA dan mahasiswa, maka setelah memiliki brand sendiri segmen pasar yang dibidik bertambah menjadi pemuda di bawah usia 28 tahun. Segmen tersebut tidak hanya berada di pulau Jawa, namun ia juga mulai merambah pasar luar Jawa. Melihat potensi pasar yang potensial, Deva berencana membuka outlet cabang di Semarang. “Planning tahun depan sih merambah ke Semarang, doakan saja”, tutup Deva. (*humas)